Instrumen SOHO LASCO C2 menangkap sebuah gambar dari coronal mass ejection (CME)
yang bergerak menuju Bumi. Instrumen yang digunakan untuk memantau
aktivitas matahari itu berhasil menangkap gambar dengan cara menutup
cahaya yang datang langsung dari matahari dengan 'disk occulter'.
Dilansir Nbcnews, Rabu (21/8/2013), matahari melepaskan badai kuat pada Selasa (20/8), mengirimkan partikel awan besar super panas yang melesat ke arah Bumi. Letusah matahari ini dikenal sebagai CME, yang tepatnya terjadi pada 04:24 a.m. EDT.
Badai partikel matahari ini mengeluarkan miliaran ton partikel matahari yang meluncur ke Bumi di kecepatan 2 juta mph (3,3 juta kilometer per jam). "Model penelitian percobaan NASA berdasarkan pada NASA's Solar Terrestrial Relations Observatory menunjukkan bahwa CME meninggalkan matahari di kecepatan 570 mil per detik," kata pejabat badan antariksa Amerika Serikat, NASA.
Kecepatan tinggi tersebut dinilai normal untuk kecepatan melesatnya CME. Pesawat luar angkasa Stereo dan Solar and Heliospheric Observatory milik NASA serta European Space Agency mengabadikan foto badai matahari tersebut dari luar angkasa.
Partikel matahari ini kabarnya bisa mencapai Bumi dalam waktu dua atau tiga hari. Dampak yang bisa muncul dari fenomena CME yang mengenai Bumi ini antara lain, memicu gangguan pada radio komunikasi, sinyal GPS dan jaringan listrik.
"Di masa lalu, badai geomagnetik yang disebabkan oleh kekuatan CME ini biasanya ringan," tutur NASA. CME yang menghantam Bumi bisa memunculkan fenomena garis-garis warna yang bergelombang di langit (aurora). Umumnya aurora terjadi di kutub utara atau selatan.
0 ngutruk:
Posting Komentar